Headr Adds

Headr Adds

Mengenang Tragedi 24 Desember di Mojokerto, Sahabat Riyanto Teladan Toleransi Beragama

Ket. Foto diambil di  Nu Online Jatim

Bangsa ini dapat merdeka dan bebas dari kejamnya penjajahan kolonial alasan utamanya adalah karena bangsa ini bersatu. Setelah sekian lama terbelenggu, akhirnya kemerdekaan mampu direbut oleh para pejuang dengan menanggalkan identitas suku, agama, dan warna kulit. Hal ini jika kita sadari adalah bentuk di atas sebuah kata toleransi. Karena toleransi sering kita artikan dengan sebuah penghargaan atau pengakuan terhadap sesuatu yang berbeda dengan apa yang ada di benak kita. Di Indonesia, toleransi merupakan sesuatu yang sangat penting kita budayakan, hal ini karena beragamnya suku, ras, khususnya toleransi dalam beragama yang dianggap menjadi sesuatu yang sensitif di telinga sebagian orang. 

Dalam bentuk kesatuan yang mengandalkan toleransi beragama, Almarhum Sahabat Riyanto Sosok BANSER asal Mojokerto telah mencontohkan aplikasinya pada kita semua,, khususnya warga NU. 

Beliau rela mengorbankan nyawanya demi mewujudkan toleransi bernegara yang sesungguhnya dengan melindungi Jemaat Kristiani yang merayakan momen natal dari ledakan bom. Pada saat bertugas membantu polisi dalam mengamankan peringatan Natal pada saat itu, tepat pada tanggal 24 Desember, selain hanya mengingat, mungkin kita juga perlu menghadiahkan bacaan Suratul Fatiha kepada Sahabat Riyanto, sebagai sosok teladan toleransi bagi Negeri ini. 

Perbedaan adalah aset. Perbedaan adalah kekayaan bagi Indonesia. Perbedaan adalah takdir dari Tuhan yang harus kita jaga. Oleh sebab itu, orang yang tidak menghargai atau tidak toleransi sesama umat beragama berarti menolak kemanusiaan.

Sebagai Sahabat Ansor dan Banser yang telah berikrar untuk agama dan bangsa, perlulah kita flashback kembali akan sebuah makna Toleransi. Menjaga Keutuhan NKRI adalah Fardhu Ain bagi kita semua. Perbedaan beragama bukan untuk dibenci ataupun dikritik. Kita cintai Indonesia dengan saling menghormati satu sama lain. Kita sayangi Indonesia dengan memupuk rasa toleran.


Penulis : Ali Rofik/Ansor Media

Editor : Ridwan Cahya Adi, S.Pd/Dewan Guru MTs Ash Sholihuddin

Posting Komentar

0 Komentar